, ,

Kementerian PUPR Kerahkan Excavator dan Bronjong Darurat Perkuat Tanggul Sungai Are

oleh -110 Dilihat

Tim Khusus Kementerian PUPR Diterjunkan Darurat untuk Tangani Dampak Banjir Bandang Sumsel-Bengkulu

Majalah Bengkulu– Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bergerak cepat dengan mengerahkan tim tanggap darurat guna menangani dampak banjir bandang yang menerjang Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sindang Danau, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, serta sejumlah ruas jalan nasional di Bengkulu. Bencana yang terjadi pada Selasa (23/9/2025) silam itu tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur parah, tetapi juga merenggut korban jiwa.

Merespons tragedi ini, Menteri PUPR Dody Hanggodo menegaskan komitmen penuh kementeriannya dalam fase tanggap darurat. “Kementerian PUPR berkomitmen untuk segera menangani dampak banjir bandang ini dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada. Keselamatan dan pemulihan warga terdampak menjadi prioritas utama kami,” tegas Menteri Dody dalam keterangan pers yang dikutip pada Jumat (26/9/2025). Pernyataan ini sekaligus menginstruksikan percepatan penanganan di lapangan.

Bencana di Tengah Hujan Lebat: Rumah Hanyut dan Korban Jiwa

Banjir bandang yang menyapu kawasan tersebut dipicu oleh tingginya intensitas hujan di hulu Sungai Are. Curah hujan dengan intensitas ekstrem dalam durasi panjang menyebabkan debit air sungai melonjak drastis secara tiba-tiba, mengubah aliran sungai menjadi gelombang air dan lumpur yang menghancurkan.

Kementerian PU Gerak Cepat Tangani Banjir Bandang Ogan Komering Ulu dan Longsor Bengkulu - Tajuk Nasional

Baca Juga: Semangat Eva Dwiana Buka WALIKOTA CUP VII: Wujudkan Petenis Muda Berkelas Nasional!

Dampaknya terasa sangat parah di Desa Tanjung Harapan. Data sementara menunjukkan sebanyak 14 rumah terdampak langsung, dengan kondisi dua unit di antaranya hanyut terbawa arus yang deras. Tragisnya, bencana ini juga merenggut nyawa. Tiga orang warga dilaporkan hilang pascabanjir dan setelah dilakukan pencarian, ketiganya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat setempat dan menjadi pengingat betapa rentannya kawasan ini terhadap bencana hidrometeorologi.

Pengerahan Sumber Daya: Perbaikan Tanggul dan Pembukaan Akses Jalan

Untuk menangani darurat, Kementerian PUPR menerjunkan dua ujung tombak teknisnya di wilayah tersebut.

1. Perbaikan Infrastruktur Sungai oleh BWS Sumatera VII
Tim teknis dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII telah diterjunkan ke lokasi banjir bandang di OKU, Sumsel. Mereka berkoordinasi langsung dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan masyarakat untuk melakukan assesment kerusakan dan menentukan langkah prioritas.

“Alat berat berupa 1 unit excavator standar PC 200 dan bahan banjiran berupa bronjong sedang dimobilisasikan menuju lokasi untuk membuka kembali dan peninggian tanggul Sungai Are,” jelas Kepala BWS Sumatera VII, Wiel Mushawiry Suryana. Upaya ini krusial untuk mengamankan kembali tebing sungai yang jebol dan mengembalikan kapasitas sungai dalam menampung aliran air, sehingga mencegah terjadinya banjir susulan.

2. Pemulihan Akses Transportasi oleh BPJN Bengkulu
Sementara di Bengkulu, fokus penanganan difokuskan pada pemulihan konektivitas. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu menangani ruas Jalan Manna–Batas Provinsi Sumatera Selatan di KM 171-177 yang tertutup material longsor akibat hujan deras yang sama. Akses jalan nasional yang terputus sangat menghambat distribusi logistik, evakuasi, dan aktivitas ekonomi.

Dengan mengerahkan tiga unit excavator dan satu unit backhoe loader, tim BPJN bekerja tanpa henti membersihkan material longsor. Berkat upaya cepat ini, akses jalan berhasil dibuka kembali dan dapat dilalui secara terbatas. Kendaraan ringan sudah dapat melintas, meski pengguna jalan diimbau untuk tetap berhati-hati.

Koordinasi Lintas Sektor Kunci Keberhasilan

Kepala BPJN Bengkulu menekankan bahwa koordinasi menjadi kunci dalam penanganan ini. “BPJN Bengkulu terus berkoordinasi intensif dengan BPBD, TNI, Polri, dan pemerintah daerah setempat. Sinergi ini penting untuk memastikan proses penanganan berjalan lancar, terintegrasi, dan dampak terhadap masyarakat dapat diminimalkan,” ujarnya.

Koordinasi ini memastikan bahwa bantuan dan perbaikan infrastruktur tepat sasaran, terutama untuk menjangkau korban yang masih terisolasi. Kolaborasi TNI-Polri juga vital dalam mengamankan lokasi dan mengatur lalu lintas di titik-titik yang masih dalam proses perbaikan.

Pemulihan Jangka Panjang dan Kewaspadaan terhadap Perubahan Iklim

Meski fase tanggap darurat seperti perbaikan tanggul dan pembukaan jalan menjadi prioritas, tantangan jangka panjang tetap mengemuka. Bencana banjir bandang ini menyoroti kerentanan infrastruktur dan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).

Kementerian PUPR diharapkan tidak hanya melakukan perbaikan reaktif, tetapi juga merancang langkah-langkah mitigasi yang berkelanjutan. Hal ini dapat berupa normalisasi sungai, pembangunan bendungan pengendali (retarding basin), serta penanaman pohon di hulu untuk meningkatkan daya resap air. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak tentang meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim, yang menuntut kesiapsiagaan dan adaptasi yang lebih baik.

Upaya pemulihan infrastruktur oleh Kementerian PUPR dan seluruh pihak terkait terus dilakukan dengan target mengembalikan kondisi normal secepat mungkin. Namun, di balik upaya teknis tersebut, yang terpenting adalah memulihkan kehidupan warga yang kehilangan tempat tinggal dan keluarga. Solidaritas dan dukungan dari berbagai pihak menjadi energi tambahan bagi para korban untuk bangkit dan membangun kembali harapan.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.